Rabu, 03 Oktober 2018

Happy 3rd Wedding Anniversary


Happy 3rd Wedding Anniversary
Happy 3rd October..
untuk suamiku, Papa Kiona.

Sekedar curhat mengenai pernikahan,
Menikah itu satu kata yang berat kalo menurut mamak.
Dibandingkan dengan pertanyaan yang dulu sering dilontarkan orang-orang "Kapan nikah?" "Kapan nyusul?". Menanggung pertanyaan ini mah ga ada apa-apanya dibanding tanggungjawab setelah menikah nanti.
Mamak harus kasi tau 1 hal, khususnya untuk orang yang belum nikah: menikah itu bukan karena ikut-ikutan, menikah itu bukan karena bosan ditanya, menikah itu soal kesiapan. Beda ya siap yang dipaksakan sama siap beneran.
Siap soal apa? Yang paling utama adalah siap untuk susah. Karena kehidupan pernikahan itu ga melulu senang loh. Kalo senang2 mah semua orang juga siap, nah kalo susah? siap ga?

Dulu mamak berpikir, menikah itu pasti menyenangkan, punya pendamping hidup yang kita sayang yang akan selalu kita layani, punya anak-anak yang lucu, hingga nanti punya rumah kecil dengan dekorasi yang bagus dan suasana hangat. Membesarkan anak-anak dan menua bersama pasangan. Hmmmmm.. Sedap..

Tapi ternyata itu bukan soal yang di atas tadi. Oke, itu bonusnya, itu adalah hasil dari sebuah proses yang panjang, yang pasti harus jatuh bangun untuk mendapatkannya. Sekali lagi, menikah itu soal kesiapan, siap untuk menjalani proses panjang, siap untuk menerima semua kelebihan maupun kekurangan.
Dengan menikah, kita "dipaksa" untuk bertanggung jawab lebih besar.

Menikah itu berat. Karena harus menyatukan 2 keluarga. Kalau dulu pas pacaran sih cuma menyatukan 2 kepala kan. Nah kalo nikah, kita harus siap menyatukan 2 keluarga. Siap menerima semua kelebihan dan kekurangan 2 keluarga tersebut.

Menikah itu berat. Karena harus menjadi orang yang baru yang ga bisa lagi keluyuran, jalan-jalan bebas dengan teman-teman tanpa ada pikiran ada anak dan suami yang harus diurus di rumah. 

Menikah itu berat. Karena harus mengerti dan bersabar lebih banyak dari saat lajang.

3 tahun pernikahan kami termasuk yang tidak mudah. Bukan dari hubungan kami. Tenang, hubungan kami baik-baik saja, dan malah lebih baik dibanding saat pacaran dulu yang sering bertengkar. Sejak menikah hubungan kami menjadi lebih saling pengertian. Jadi ketidakmudahan itu datangnya dari luar. Tantangan lingkungan pekerjaan yang semakin tajam, kebutuhan rumah tangga yang harus terpenuhi, lika-liku kehidupan perARTan sampai berpikir untuk masa depan anak-anak.

Walaupun di atas mamak jabarkan kalo menikah itu berat, mamak mo kasi tahu 1 hal lagi, kuncinya cuma 1 untuk siap akan hal-hal di atas, Beryukur dan berserah pada tuntunan Tuhan.

Kami tahu memang seperti inilah hidup yang harus kami jalani. Kami hanya selalu bersyukur atas penyertaan Tuhan sampai di 3 tahun ini, dan berserah kepada penyertaan Tuhan di tahun-tahun kami selanjutnya. Kami juga tahu semua yang terjadi dalam rumah tangga kami akan membuat kami semakin dewasa dan bijaksana.

Jadi kami siap untuk tahun selanjutnya yang penuh kejutan dari Tuhan. Susah atau senang. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar