Kamis, 24 Januari 2019

Tips menenangkan Balita di Pesawat

Hmm, mamak ngerasa perlu ngeposting ini dalam satu topik sendiri nih.
Jadi karena kemarin baru pertama kali bawa Kiona travel pake pesawat, mamak beneran kalut kalo sampe anaknya ga betah di pesawat. Walau cuma flight 2,5 jam, cuma tetap aja kan deg-degan.. Apalagi kalau pake maskapai yang ga ada hiburan atau makanannya, hmmm....
Hahahaha.
Jadi kemarin mamak udah cari beberapa tips dan menerapkannya dan lumayan ampuh sih.
Biarkan mamak share di sini tips-tips menenangkan Balita saat berada di pesawat:
  1. Cara pertama yang paling aman agar si kecil tenang selama dalam pesawat adalah dengan menidurkannya. Cuma untuk flight lebih dari 2 jam cara ini ga cukup. Ga mungkin todler bisa tahan tidur 2 jam lebih dengan kondisi duduk atau dipangku/gendong kan. Untuk menidurkannya bisa dengan banyak cara sih, ya ini tergantung gimana cara tidur dari masing-masing anak kan.
  2. Pada saat take off dan landing, tutup telinga anak dengan tangan atau ear muff, untuk menghindari perubahan tekanan yang tiba-tiba yang bisa membuat si kecil ga nyaman.
  3. Bawa makanan atau minuman ringan yang disukai anak. Dengan begitu si kecil akan tenang menikmati camilannya. 
  4. Bawa barang favorit anak. Buku atau mainan, ini cukup efektif karena si kecil akan sibuk dengan dunianya sendiri. Bacakan buku dan minta si kecil menjelaskan apa saja yang dilihatnya di buku. Kalau mainan, mamak bisa membungkusnya sebelum perjalanan untuk kemudian si kecil buka saat di pesawat. Karena anak suka surprise dan akan penasaran dengan isi di balik bungkus tersebut. Bisa juga membungkus permen atau coklat.
  5. Jika si kecil suka menonton video, terlebih dahulu download video kesukaan di youtube untuk bisa ditonton off line di pesawat
  6. Bawa kertas gambar dan pensil warna atau buku aktivitas lain. Lumayan bikin aktivitas di pesawat.
  7. Yang terakhir, ortunya juga harus tenang, biar anaknya bisa tenang
Hihihi. Semoga cara di atas ampuh juga buat anak-anak kita ya..

Jumat, 18 Januari 2019

Ciye Pulang Kampung (SUMUT TRIP)

Asik, Pulang Kampung untuk pertama kali buat Kiona..
Trus ini juga pertama kalinya Kio naik pesawat..
Awalnya sempat ragu, pasti ni anak bakal ga bisa diam di pesawat, secara emang anaknya suka banget gerak2. Tapi Puji Tuhan, Kiona amat tenang saat di pesawat pergi maupun pulang.

Q: Kampungnya dimana?
A: Di Sumut alias Sumatera Imut.. :D Engga deng, Sumatera Utara.
Q: Dalam rangka apa pulang kampung?
A: Macem-macem sih, banyak kegiatan yang harus diikuti, banyak orang yang harus ditemui (halah, sok sibuk)

Sebenernya intinya mo jalan-jalan keluarga aja, kebetulan Opung Kio yang dari mamak Kio ada kegiatan selama sebulan di Sumut sana, jadi memang udah dari awal bulan Januari berangkat ke Sumut sana pakai jalan darat alias bawa mobil sendiri. Kuat mak? Kuat, dan emang rencananya jalan santai dengan berhenti-berhenti di tiap kota lintas Sumatera, toh ga sendiri juga karena bareng sama opung Kio yang cewe dan Tulang Kio yang udah libur kuliah.

Kami nyusul di tanggal 11 naik pesawat karena jadwal kerja yang ga bisa semolor tali kolornya mimi peri. Naik pesawat bareng sama Tulang Kio yang paling besar yang udah kerja juga. Janjian ketemu di Bandara Kualanamu sama Opung Kio.
Kebetulan juga di kampung ada acara ucapan syukur atas renovasi Kuburan Opung Buyut kami, jadi ya bukan mo sombong, emang jadwal pulang kampung kali ini amat sangat padat.

Hari 1 (Jumat, 11 Januari 2019)
Kami berangkat naik pesawat Sriwijaya Air dari Soeta Cengkareng flight jam 06.00 pagi, jadi mau ga mau dari rumah jam 03.00 pagi dengan udah duluan web-checkin di hari sebelumnya. Angkutan yang kami pakai buat ke Bandara adalah Bis Bandara Agra Mas yang bercokol di Transmart Pondok Gede. FYI, Bis Agra Mas Pondok Gede - Bandara ini udah mulai beroperasi dari jam 02.00 pagi dan berangkat tiap setengah jam sekali dengan tarif Rp 40ribu/orang. Untungnya Kiona belum dikenakan tarif, jadi lumayan hemat Rp 40ribu buat beli jajanan kan. Hahahaha.
Kiona seneng banget naik Bis karena emang ini juga pertama kalinya dia naik Bis. Selalu nyanyi Hey Tayo selama 30 menit sejak keberangkatan kami dan sisanya doi tidur pules sampe bandara.
Kami sampai di bandara terminal 2F jam 4 lewat dikit dan langsung menuju ruang tunggu.
Kebetulan ada playground anak-anak di antara gate ruang tunggu sebelum pemeriksaan x-ray yang kedua, jadi kami menghabiskan waktu sampai boarding di sana.
Ibu Kecil
Dorong trus trolinya






Di pesawat Kiona excited banget karena selama ini liat pesawat cuma di atas awan yang sering lewat2 dari atas rumah, sekarang ada di depannya dia. Doi agak bingung-bingung pas masuk ke pesawatnya, dan walaupun di sediain kursi sendiri (karena emang udah kena bayaran full), cuma bertahan sebentar di kursinya, trus minta dipangku.
ma, pecawat ma
anaknya sibuk ngurusin kursi
ni buat apaan sih, banyak tombolnya
eh, sebelah sini juga ada
45 menit pertama Kio masih agak tenang karena mamak nyediain surpise2 kecil yaitu mainannya dia dan permen yupi yang mamak bungkus pake bungkus kado. Tujuannya supaya doi sibuk bukain little surpisenya dan senang sendiri. Lumayan bikin tenang dia sih. setelah itu doi tidur lelap sampe kami mendarat di kualanamu.
Nyampe KNO kami berfoto sebentar dan ketemuan sama temennya papa Kio yang kerja di bandara KNO sambil nunggu pesawat Tulang Kio mendarat (kami ga satu pesawat sama tulang Kio). Opung Kio kebetulan uda sampe dan udah nunggu kami juga di pintu kedatangan di luar.






ketemu sama temennya Papa Kio, amangboru Haposan

Setelah kami bertemu semua, kami langsung cus ke Siantar. Tujuan hari ini adalah ke rumah Opung Buyutnya Kio yang dari papa Kio.. :D
Perjalanan ke sana amat panjang,  jadi kami selingi mampir-mampir makan dan berkunjung ke tempat opung-opung yang masih ada di sekitaran siantar.



Kami baru selesai perjalanan sekitaran jam 9 malam dan langsung menginap di rumah opung Siantar kandung yang sekarang ditempatin sama aturang kami. Ya lumayan menghemat biaya nginap 1 hari. Hahahaha.

Hari 2 (Sabtu, 12 Januari 2019)
Rencana hari ini adalah ke Simarjarunjung dan ke Bukit Indah Simarjarunjung yang jadi destinasi orang-orang banyak. Tapi sebelum itu mo mampir juga di Air terjun sipiso-piso. Kami berangkat dari Siantar jam 9.30 pagi setelah sarapan dan sampai di Sipiso-piso sekitaran jam 11an. 
mie gomak warkop detection
Karena udah sering di sipiso-piso kami ga terlalu lama, cuma foto sebentar, makan jagung dan gorengan buat ganjal lapar untuk meneruskan perjalanan ke Simarjarunjung.




Kami sampai di Simarjarunjung sekitar pukul 12an lewat. Sebelum menuju ke Bukit Indah Simarjarunjung alias BIS, banyak banget pemberhentian2 lain yang emang dibuat untuk menyaingi BIS ini. Tapi karena fokus utama jauh-jauh hari udah BIS, jadilah kami menetapkan hati tetap ke BIS. Sesampainya di BIS, ternyata kami salah masuk. Yang kami masuki adalah BIS @NEX yang tempatnya tepat sebelah persis dengan BIS, Kenapa bisa salah masuk? karena gerbang ini lah yang terlebih dahulu kami dapati dan bertuliskan BIS, ya kami masuk lah. Tapi betapa kecewanya kami karena yang kami masuki itu bukan BIS yang mau kami kunjungi. Biaya masuk ke BIS @NEX Rp 15rbu per orang, namun bebas foto di semua spot, nah kalo di BIS bayarnya di tiap spot Rp5rbu, jadi kalo ada 5 spot yang mau kita jadikan tempat foto, mau ga mau merogoh uang Rp 25rbu per orang.
wkwkwkwk
mesra niye
  
dewa kwan im?




bapaknya kena potret juga

Simarjarunjung + Danau Toba



Jadi dulu BIS dan BIS @NEX ini pemiliknya adalah 1 keluarga yaitu keluarga Sinaga, namun karena ada permasalahan di keluarga itu, pecahlah 2 kubu dan kayaknya susah untuk rujuk dan pada akhirnya terjadi perpecahan di BIS dengan pembagian area yang tidak seimbang karena BIS memiliki backup kenalan yang lebih banyak. Jadi arena foto-foto di BIS @NEX ga sebagus dan sebanyak di BIS.
Bukan mamak mau ngejelek-jelekin orang, tapi aneh aja sih kalo sampe hal-hal kayak gini tuh malah bikin persaingan ga sehat diantara kedua pihak BIS ini. Sampe ada palang besar kayak lagi perang dan ada peraturan untuk ga menerobos wilayah, satu kubu berplang "jangan salah masuk, jalan lama sudah tidak dipakai" satu kubu lagi bilang "kalau mau bersaing yang sehat". 

HELOOOW, aneh ga sih, di saat ada wisatawan kayak kami mo liburan ke BIS yang katanya bagus, trus pas udah nyampe disuguhin sama masalah keluarga mereka yang mau ga mau jadi kami ketahui.
HELL NO!! Ilfil seketika sebenernya, dan gondok karena udah bayar Rp 15rbu. Mau ga mau ya nikmati aja yang udah terlanjur kami bayar. Kami di BIS @NEX agak lama karena makan siang di sana.

Pulang dari sana agak sore dan langsung ziarah ke Kuburan Opungku di dolok saribu. Kemudian lanjut ke Tiga Ras dan rencana menginap di sana karena Opung Kio akan Khotbah di GKPS Tiga Ras.
sepanjang jalan (kebon) kenangan


mendaki gunung lewati lembah


Kami sampai di hotel Tiga Ras. Hotel baru namanya Dio Hotel dan beristirahat di sana untuk malam itu.

Hari 3 (Minggu, 13 Januari 2019)
Kami bangun pagi karena mau beribadah pagi juga.
O iya, ngomongin Hotel Dio Tiga Ras ini, karena masih baru, hotelnya masi bagus banget, langsung menatap ke Danau Toba. Sangking barunya chanel TV juga masih sedikit. Tapi kamarnya bagus banget, Ada AC dan Air panas buat mandi. Buat sarapan disediain dan ternyata baru kami yang pertama menikmati sarapan ini karena hotel ini baru dibuka sekitaran 2 bulan kemarin. Hahahaha. Jangan-jangan kami juga yang first tidur di tempat tidurnya nih. :D
Dio Hotel
Rate hotelnya juga murah Rp 375rbu untuk yang pakai AC dan Rp 350rbu untuk yang tidak pakai AC, tapi karena masih baru, karyawannya jg cm berdua jadi agak lama untuk proses checkin kemarin maupun check out di hari ini.





cuma opung kio cewek yang udah mandi

sebelum ke gereja, setelah semua rapi, foto lagi ya, ayo gayanya tunjuk Kiona

sekarang tunjuk opung Kio cewe

sarapan perdananya Hotel Dio
Keluar hotel jam 8 dan langsung menuju Gereja.
di depan GKPS Tiga Ras, GKPS pertama
Salib besar
Selesai bergereja kami langsung menuju ke Pematang Raya karena besoknya akan ada acara ucapan syukur yang sebelumnya udah mamak bilang di atas.
Perjalanan berasa jauh banget karena selain balik lagi menyusuri jalan Simarjarunjung, kami mampir juga di Haranggaol untuk makan ikan bakar di pinggir danau toba. Ga lupa berfoto lagi lah..


gayanya kayak lukisannya Davinci







Sampai di Pematang Raya jam 05.00 sore dan langsung check-in di Simalungun City Hotel yang letaknya persis di depan Kantor Bupati.
Karena ga banyak yang mamak ceritakan di hari ke-3 ini, jadi mamak ceritain aja tentang hotel Simalungun City ini ya.
Dari luar tampak mewah banget hotelnya, masuk ke dalam ada parkiran luas disambut loby yang bersih. Ratenya Rp 600ribu untuk tipe Berastagi Room yang langsung di depan lobi dan restonya. Harga yang lumayan tinggi untuk hotel di daerah, tapi yowes pikir mamak pada awalnya, gapapa hotelnya bagus kok. Dan termasuk hotel bintang 4 di Simalungun sini.
Eh, ternyata mamak terlalu cepat puas, Hotel ini ternyata sangat ga worthed dengan harganya. BAD banget malah, kalau bisa mamak kasi bintang, ini adalah hotel bintang 2. Kenapa? Mamak bilang gini bukan karena ga ada alasan ya. Kalau nginep di sini juga pasti kalian akan beranggapan sama.
  1. Sesampainya di hotel sore itu (masi jam 5an loh ini ya) Bapak Kio dan Tulang Besar rencana mo fitnes karena emang hotel ini dilengkapi dengan Ruang Gym dan Swimming Pool. Nah karena sebelahan sama swimming pool, mamak sama kio beserta tulang kecil mo ikut ke Gym juga sekalian liat-liat lingkungan hotelnya. Begitu sampe di Swimming Pool, ternyata kolamnya kotor dan keruh, mamak yang mo sekedar nyemplungin kaki aja ga selera. Emang kolamnya besar dan ada kolam anak pake perosotan, cuma ga betah liat keruh banget. Bayangin aja ga bisa liat dasar kolam sanking keruhnya. Nah itu baru masalah pertama tuh. Masalah selanjutnya, kami langsung masuk dong ke ruang Gym, dan ternyata ruang Gymnya bayar lagi Rp 25rbu per orang kalau kita mo fitnes walaupun kita nginap di hotel itu. Seketika ILFEEL. HELOOOOW. Dalam hati mamak emang mata duitan ni Hotel. Gimana mau maju Simalungun kalo apa-apa diduitin.. Dimana-mana kalo kita nginep di Hotel itu, ya kita bebas dong sama fasilitas di situ, apalagi ini Gym yang notabene emang digratiskan di setiap hotel di Indonesia. Jangan-jangan Poolnya bayar juga, udah ga pengen nanya lagi karena udah keburu keluar dari situ karena Ilfeel.
  2. Berbekal dongkol ga dapet swimming pool dan gym, akhirnya kami balik ke kamar dan berniat mo mandi. Dan Guess what? Air panas buat mandinya ga nyala pemirsa. GONDOK banget. Ternyata itu air panas dinyalain cuma dari jam 5 pagi sampai jam 5 sore. KESEL ga sih, mo mandi malem ga bisa, padahal itu daerah dinginnya minta ampun. Gondok kok segini pelitnya ni Hotel.. Berusaha masi positive thinking karena belum cobain sarapannya
  3. Ini sekalian aja diceritain soal sarapannya deh, padahal beda hari. Bangun pagi kami langsung mandi, untungnya udah ada air panasnya kali ini. Selesai mandi siap-siap sarapan, karena restonya cuma tinggal bersin nyampe, kami agak lama-lamain juga buat ke sana. Kek ga semangat sarapan. Dalam hati udah siap2 sudzon tentang sarapannya, pikir mamak "kalo emang breakfastnya disaster, seenggaknya kami masi bisa makan roti ato sereal lah, masa hotel kayak gini ga ada roti ato sereal kan." Kami pergi sarapan jam 08.00 pagi, begitu masuk resto, ruangannya ternyata ga terlalu besar banget, ada 1 kelompok juga yang kayaknya nginap malam kemaren dan lagi menikmati kopi. Skip, setelah melihat sekeliling, ada buffet utama yang panjang, yang langsung menyita perhatian mamak. Sebelum sampe sana, mamak melirik juga buffet buah dan cuma ada 2 jenis buah yaitu melon sama apa gitu mamak lupa. Karena udah laper, ga tertarik sama buah, langsung ke buffet panjang. Dan ENG ING ENG. Guess What? itu buffet panjang isinya cuma nasi goreng, ikan, sayur sama kerupuk. Udah menyiapkan hati sih emang dari malam kalo sarapannya ga bakal bagus2 amat. Karena ga selera ama nasi gorengnya, mamak berniat nyari roti tawar dan sereal yang seharusnya (seharusnya loh ini ya) ada di setiap hotel minimal bintang 3 lah. Dan Eng Ing Eng (lagi) ternyata roti dan sereal juga ga ada penampakannya. Iya, Ga ada, yang ada cuma tempat sereal kosong melompong di pojokan karena ga dipake. Ga ada susu, boro-boro jus. Jadi cuma nasi goreng di buffet tadi plus teh sama kopi. ASLI MO NANGIS SAAT ITU JUGA!!
BLACKLIST HOTEL. Dimana hotel yang ngakunya bintang 4 tapi ga ada roti tawar dan sereal buat breakfastnya? cuma dimari!! hahaha. ASLI kesel banget. Ya kalo mau cuma nyediain nasi goreng, ga usah pake buffet panjang kali ah. NGELAWAK AJA. Ya bikin kayak POP hotel aja, yang breakfastnya langsung ditawarin, mau nasi goreng ato uduk, ga pake basa-basi ngasi harapan palsu dengan buffet panjang. Haduh, ini ngetiknya juga jadi kebawa emosi. Buru-buru check out dan males banget balik ke hotel ini lagi.

Hari 4 (Senin, 14 Januari 2019)
Setelah kekesalan di pagi hari gara-gara masalah hotel, akhirnya kami check-out dengan dongkol dan langsung ke rumah opung di Raya buat acara ucapan syukur renovasi kuburan. Ini foto depan Hotel, tapi dalam hati sebenernya lagi dongkol..


Ibadah ucapan syukur berlangsung dengan baik. Puji Tuhan.
kuburan yang udah di renovasi




Kami juga sempat mampir ziarah ke kuburan Opungku yang dari Bapak yang kebetulan dekat dari sana juga 


Dan kami selesai setelah makan siang, langsung perjalanan kembali ke Pematang Siantar lagi. Di tengah jalan kami berhenti untuk makan duren yang emang lagi musimnya.
endeus
dari 3 buah, sisa tinggal segitu banget?
Perjalanan lumayan panjang dan yang lebih panjang karena Kiona anget badannya hari itu.
Sedih banget, dan berharap Kiona ga makin parah. Sampai di Siantar jam 4 sore dan langsung nyobain Mie Pangsit yang emang sejak nyampe di sini udah dipengenin banget. Kami bergerak ke Mie Pangsit AWAI yang booming di Siantar baru-baru ini. Rasanya ga seenak beritanya. Biasa aja rasanya, apalagi ditambah harganya yang agak mahal. 1 porsi Mie Pangsit Reguler harganya Rp 21rbu, dan Mie Pangsit Jumbo Rp 32rbu. Belum sama pajaknya. MAHAL! akhirnya sepakat besok makan pangsitnya di tempat biasa dulu aja sebelum balik ke Bekasi. 
AWAI
Setelah makan kami beli oleh-oleh di Ganda yang emang ga jauh dari Awai dan langsung pulang kembali ke rumah di siantar karena Kiona tambah anget.

Hari 5 (Selasa, 15 Januari 2019)
Kiona anget semaleman, badannya lemas karena ga mau makan dari kemarin. Hari ini kami pulang kembali ke Bekasi, dan mamak bener-bener berdoa Kiona ga kenapa-kenapa. 
sama Aturang dan Elsa di Siantar. Makasih uda bisa nginap 2 malam di sini
Kami berangkat pagi jam 6 dan langsung mampir ke Pangsit PARAPAT yang tempatnya tepat di sebrang GANDA. Emang ga ada yang bisa ngalahin ni mie pangsit. Enaknya sampe ke tulang. BEST, nyesel udah berpaling ke AWAI kemarin. Hahahaha. Harga mie pangsit parapat ini cuma Rp 20ribu per porsi. Selain rasanya lebih unggul dari Awai, harganya juga lebih murah kan. Kiona masi ga mau makan walaupun mie seenak ini ga akan bisa ditemui di Jakarta dan Bekasi sana. Ga ada fotonya soalnya pada fokus makan.. Wkwkwkwk
Kami OTW ke Kualanamu langsung karena harus ngantar Tulang kecilnya dulu ke Bandara. Flight kami emang ga bareng karena tulangnya langsung ke Bandung. Kebetulan selisih waktu flight antara pesawat tulang kecil dan kami agak lama, jadi abis nganter tulang kecil ke bandara, rencananya kami mo mampir sebentar beli oleh-oleh di Medan.
Di tengah jalan menuju Kualanamu mampir di kantor Pusat GKPS
Setelah mengantar tulang kecil, kami ke Kota Medan mampir buat nganterin tulang besar ketemu temen Telkomselnya dia. Trus kami keliling beli bolu Napoleon, makan siang dan lanjut langsung ke Bandara Kualanamu lagi.
@ Napoleon
 Selama perjalanan Kiona rewel banget, tapi begitu nyampe bandara Kualanamu dan nemu playground, eh seger dan mau gerak padahal tadi lemes banget doi. Akhirnya karena lagi seneng, mamak suapin makannya dia dan Puji Tuhan setelah dari kemaren males makan, masuk sekitar 10 suap lebih karena sambil mainan di playground.

ciye ketemu lagi ciye
Papa Kio ketemu lagi sama temen kuliahnya yang emang kerjanya di bandara ini. Pesawat kami citilink flight 18.20 dan sampai di Halim jam 9 malam, nunggu bagasi bentar trus naik Grab kembali pulang ke rumah. Puji Tuhan selama di pesawat Kiona tidur di pangkuan mamak, jadi ga ada drama di pesawat.


welcome to Halim Perdana Kusuma Airport


Kesimpulan setelah cerita panjang ini:
Cape banget ternyata road trip begini karena kami ga menetap di 1 tempat yang sama. Lebih lama kami menghabiskan waktu di jalan daripada menikmati tanah dan beristirahat.
Wajar kalau Kiona sakit, karena selain karena kecapean, doi juga masuk angin karena cuaca dingin ga mau pake selimut. Mungkin juga kangen rumah karena begitu kena kasur rumah dia senyum2 ga jelas gitu. Hahahaha.
Walaupun begitu puji Tuhan bisa pulang kampung bersama, ketemu sama banyak orang yang sebelumnya malah ga kami kenal.

Udah ya curhatnya, pegel tangan.
See you in next posting