Kamis, 24 November 2016

Lahiran di RS Masmitra Bekasi.. Launching Baby K

Aaah, akhirnya baru sempet update blog lagi yaaaa..

Setelah pengalaman melahirkan yang tak terlupakan seumur hidup aku..
Hihihi..
So langsung aja kita buka cerita pengalaman melahirkan ini ya.. Jangan lupa sedia popcorn dulu karna ceritanya akan sangat panjang..

Jeng..
Jeng..
Jeng..

1 November 2016
Baru kemarin malam tgl 31 Oktober cek up ke Dr. Wawan, belum juga obat penambah darah yang dikasi Dr. Wawan sempat diminum, hari ini tgl 1 November jam 03.00 WIB dini hari aku terbangun dengan rasa sakit di bagian perut bawah. Karna selama beberapa hari kemarin sempat merasakan hal serupa, aku ga ambil pusing.. Aku berusaha tidur kembali menepis rasa sakit itu.. Namun ga lama kemudian, aku merasakan sakit itu lagi.. Begitu sampai berkali-kali..

Aku yang sempat membaca artikel tentang kontraksi kehamilan mulai curiga, rasa sakit ini kok sepertinya ada intervalnya ya.. Aku mulai coba menghitung tiap berapa menit sekali rasa sakit itu muncul..

Ternyata benar, aku sepertinya sedang kontraksi, karena interval rasa sakit itu rata2 5 menitan  kadang 6-8 menit.. Namun selalu berulang..

Aku mencoba tidak panik dan tetap menikmati rasa sakit ini.. Aku sudah tidak bisa tidur lagi saat itu..
Namun sekitar jam 04.00 pagi, aku agak ga rela menahan sakit ini terus.. Aku mencoba bangun dan berjalan bolak balik di ruang tamu. Berharap rasa sakit itu berkurang..

Dan.. Cuuuur.. Aku merasa seperti sedang mens.. Setelah ku cek di kamar mandi, ternyata aku flek dan setelah aku yakin mungkin ini sudah waktunya, aku segera membangunkan suami tercinta..

Suami dengan sigap bangun dan memasukkan tas ke mobil yang memang sudah aku siapkan kalau-kalau saat seperti ini tiba.. Aku menelepon orangtua ku yang kebetulan sedang ada di Bekasi..

Orangtua ku meminta kami tetap tenang, karena dari kontraksi dan flek masih ada selang waktu agak lama sampai dengan lahiran. Kami masih disuruh mandi dan bersih-bersih dulu sebelum ke rumah sakit.
Setelah selesai mandi, kami janjian dengan ortuku langsung bertemu di RS Masmitra saja..

Selama perjalanan aku masih merasakan sakit kontraksi itu dengan interval yang sama dengan sebelumnya yaitu sekitaran 5 menit..

Sampai di RS sekitar jam 05.30 dan aku langsung ditempatkan di IGD. Dokter jaga di sana langsung menanyakan aku biasanya periksa ke dr siapa, dan sudah brp minggu, apa saja yang dirasakan sekarang, setelah itu aku diminta menuggu bidan datang karena saat itu bidan di RS sedang memandikan bayi.. Suami langsung mengurus pendaftaran.. Saat itu suami masih galau mau masuk kantor ato tidak, karena mamaku bilang ini kemungkinanya lahiran masih lama bisa sekitar sore atau malam, mama menyarankan suamiku masuk kerja saja..

Setelah menunggu sekitar 10 menit di IGD, aku dibawa ke ruang bersalin oleh bidan yang sudah selesai memandikan bayi tadi..
Dicek pembukaan (belum apa-apa aku sudah tegang dan takut karena si bidan memasukkan tangan dan jarinya ke dalam miss V ku, padahal selama cek kehamilan, aku ga pernah sekalipun cek dalam sehingga miss Vku selalu aman dari sentuhan dokter ato perawat), ternyata sudah pembukaan 3..

Aku diminta menunggu saja sampai pembukaannya naik sambil menikmati kontraksi yang rasanya begitu nikmat..
Setengah jam berlalu, aku diminta buang air besar dengan bantuan obat semacam gel (ga tau obat apa) yang dimasukkan ke dubur yang efeknya dalam 2 menit sudah aku rasakan. Aku BAB sambil menahan sakit kontraksi.. Rasanya mau jatuh pingsan di dalam kamar mandi karena rasa kontraksi yang jauh lebih intens dan sakit dari sebelumnya..
Sama mama

Sekitar jam 8, suamiku memutuskan untuk izin saja dari kantor.. Katanya ambil cuti istri melahirkan aja di 2 hari ini..

Bidan dan susternya intens tiap 2 jam sekali cek rekam jantung si kakak dan sekalian cek pembukaan..

Aku yang menahan rasa sakit kontraksi, mulai terbiasa di obok-obok untuk cek pembukaan.. Tiap 2 jam sekali pembukaan naik trus.. Si kakak sehat banget terbukti di rekam jantungnya selalu stabil..

Rasa sakit kontaksi semakin naik pembukaan semakin cepat intervalnya.. Sangking sakitnya, tiap rasa sakit itu datang, aku selalu teriak-teriak sampe suster dan bidannya terbiasa sama teriakanku.. Mereka menyarankan tarik nafas dari hidung dan keluarkan dari mulut katanya untuk mengurangi rasa sakit, tp menurutku itu sama sekali ga mempan buatku. Mau tarik nafas buang nafas seteratur apapun, tetap aja sakitnya luar biasa.

Jam 11 pembukaan udah naik jadi pembukaan 8. Tapi sampe jam 14.00 ga naik sama sekali, tetap di pembukaan 8. Hingga akhirnya Dr. Wawan datang di jam 14.30, suster sudah siap2 untuk lahiran karena mungkin aku sudah dirasa layak dan sudah waktunya.

Dalam kesakitanku, aku sempat diajari oleh suster caranya mengejan/mengeden nanti..
Dr. Wawan memulai melihat pembukaanku dan aku merasakan si dokter seperti memasukan sesuatu ke miss V ku. Aku bener-bener pasrah, udah ga tau lagi mau gimana. Belakangan baru ku tahu bahwa saat itu Dr. Wawan tengah merobek miss Vku. Sengaja dirobek, agar nanti lebih mudah dijahitnya, ketimbang robek tidak menentu arahnya. Karena saat mengeluarkan bayi sudah pasti akan robek, jadi sekalian dirobek secara teratur saja.

Setelah adegan robek merobek, ak diminta mengeden.. Saat mengeden, Dr mengatakan bahwa si kakak dalam posisi terlentang, maka harus di vacum, namun vacum di sini bukan vacum untuk menarik kakak keluar, tapi vacum untuk memutar saja. Untuk keluar tetap diserahkan ke perjuangan aku dan si kakak.. Ini yang menyebabkan pembukaanku cuma sampe pembukaan 8..
Setelah coba di vacum, akhirnya aku diminta mengeden lagi.. Aku ga ingat berapa kali mengeden baru si kakak bisa keluar, mungkin sekitar 4 sampe 5 kali..

Mengeden dengan posisi kaki ditarik ke arah perut, dibantu dengan 3 suster yang mendorong perutku ditambah mama dan mertua (mertua datang saat pembukaan 8 siang hari) yang mendorong kepalaku (kepala harus dalam posisi terangkat sambil melihat ke perut kita sendiri)..

Kudengar mama mengucap doa sambil mendorong kepalaku, sejenak aku sempat berpikir beginikah perjuangan seorang ibu yang melahirkan anaknya?
Suamiku ketika itu sama sekali tidak melihat proses itu. Katanya sih dia ga tega..
Saat kepala si kakak keluar, Dr. Wawan bilang, ayo sekali lagi ngedennya, dan setelah ngeden yang terakhir (entah kenapa Dr. Wawan, suster, mamaku dan mertuaku ikutan ngeden juga saat itu) akhirnya terdengar suara tangis bayi yang begitu nyaring, dan perasaanku sangat-sangat-sangat lega sekali, sembari itu pula segala sakit hilang, sakit kontraksi dan sakit mengeden hilang seketika.

Setelah kakak lahir, kata pertama yang aku ucapkan adalah "thanks God" setelah itu aku benar2 tidak sadarkan diri karena langsung dibius total untuk dijahit.  FYI, aku dijahit sebanyak 10 jahitan di bagian miss V sampai ke dubur.. Saat itu kakak lahir jam 15.05..

Aku berada di awang-awang selama satu setengah jam, dibius itu serasa menyadari bahwa aku diganti bajunya, tapi segalanya buram, aku mendengar suara berisik, tapi aku ga bisa tau mereka membicarakan apa..
Aku bahkan tau suamiku menciumi aku, walaupun aku masih belum sadar benar dari bius..

Jam 16.30 aku benar2 tersadar walau masih lemas.. Belakangan ini aku baru menyadari, kenapa aku harus dibius total, padahal aku ingin segera IMD dengan si kakak.. Ini akhirnya si kakak dibiarkan menangis selama satu setengah jam menunggu aku bener-bener sadar sepenuhnya.. Setelah itu baru IMD walaupun air susuku sama sekali tidak keluar saat itu juga..
Baru sadar jam setengah 5 (first family potrait?)

Sekitar jam 17.00 atau 17.30 itu aku kurang ngeh, akhirnya aku dipindahkan ke ruang rawat kelas 2 (isi kamar 3 orang dengan fasilitas 1 kamar mandi dan 1 TV). Saat itu hanya ada 1 pasien, denganku jadi ada 2 orang.

Si kakak setelah mandi langsung diletakkan di samping tempat tidurku karena kata suster si kakak terus-terusan menangis..
Aku mencoba menyusui lagi, namun memang tidak keluar juga..

Hari itu juga aku dikunjungi oleh keluargaku, nang tua dan tante kemudian ito Mori dan eda Yohana..

Malam itu aku ditemani oleh suamiku di RS bersama dengan kakak yg hampir tiap setengah jam menangis minta air susu.
Baru di malam itu aku baru bisa memberi kabar kepada teman-teman kantorku, teman2 kuliah dan update di sosmed juga..
O iya, daritadi belum memperkenalkan si kakak ya.. Ini dia..
Sama opung-opung


Nama: Kiona Eldora (br Sihombing)
Jenis Kelamin: perempuan
TTL: Bekasi, 1 November 2016 jam 15.05
Berat: 3.1 kg
Panjang: 48 cm

Untuk mama, mertua dan seluruh mama-mama di dunia, kalian semua luar biasa. Perjuangan melahirkan ini memang antara hidup dan mati ya..
Bersyukur aku cuma kontraksi selama 12 jam saja dari jam 3 dini hari sampai jam 3 sore.. Ga kebayang mama-mama yang bisa kontraksi sampai 2 harian.. Apalagi yang harus melalui proses induksi juga..
Beuuuh, sakitnya kontraksi luar biasa, lebih sakit dibandingkan mengedennya.. Ini aja menurutku uda sakit, apalagi kalo ditambah sakit induksi ya? Bersyukur aku ga perlu induksi karena kakak sangat koperatif.. Kemarin pas proses lahiran aku hanya diinfus cairan penambah tenaga karena susternya takut aku kehabisan tenaga, secara tenaganya uda di pake teriak-teriak selama kontraksi dari pagi.. Hihihi..
Tapi bersyukur aku kuat dan semua sudah berjalan lancar. Bersyukur juga aku bisa menjadi seorang mama yang berjuang bersama dengan anakku saat melahirkan..

2 November 2016
Mata sembab masih kurang tidur.
Hari ini aku dijenguk oleh banyak orang, baik teman-teman kantorku, namboru Mori, dan mba Wati juga..
Kunjungan dari kantorku

Malam ini kami memutuskan untuk pulang aja ke rumah.. Alasan yang paling jelas adalah karena suami uda 4 hari ga masuk kerja (2 hari libur dan 2 hari cuti).. Kasian kalo harus cuti lagi, ntar kerjaannya numpuk..

Kak Kio udah boleh pulang sama Dr anak yang kemarin bantuin pas lahiran. Jadi tinggal tunggu Dr. Wawan apakah memperbolehkan emaknya pulang juga ato enggak.. Hari ini Dr. Wawan praktek di jam 7 malam. Jadi jam setengah 8 pas Dr Wawan dateng, aku sama suami langsung nyelak, nanya ke Dr apa udah boleh pulang ato enggak..

Ternyata masi diperiksa juga.. Kiran boleh main pulang-pulang aja.. Hahahaha..
Aku di USG lagi, apakah masih ada sisa tali pusar yang tertinggal, trus periksa jahitan juga. Setelah diperiksa, hasilnya aku boleh pulang. Tp nanti minggu depan harus cek up lagi..

Untuk biaya bersalin normal aku kemarin habis Rp 6.676.400
Rinciannya;
Emaknya:

Anaknya:

Ditambah biaya diurusin akte kelahiran kak Kiona Rp 170 ribu..

O iya, FYI rincian biaya bersalin di RS Masmitra tahun 2016:
Biaya bersalin RS Masmitra 2016

Kalo ada yang mau ditanya bisa comment aja ya..

O iya, satu lagi, sekarang RS Masmitra udah melayani BPJS.. Sebenernya dokter-dokternya lumayan sih di RS ini, cm pelayanannya agak lama aja, baik segi administrasi maupun koordinasinya..
Kemarin aja pas mau pulang, ngurus administrasinya doang bisa sampe sejam lebih. Kata suami aku dilempar sana sini. Ga tau apa mungkin karena pake asuransi ya (kami pakai asuransi sinarmas dari kantor suami) jadi harus koordinasi dulu apa gimana. Cape deh. Gimana yang pake BPJS yak, bisa lebih ribet kali ya.. Ini review RS nya loh ya..

O iya, karena ga pake BPJS kami dapet bonus foto dari RSnya.. Walaupun nama bapaknya salah.. Ggrrr..

Cek it out..


Oke, segitu dulu.. Next post mau cerita kemarin kakak Kio sempet di rawat karena katanya kuning.. Kalo penasaran langsung ke postingan selanjutnya ya, kalo dicritain di sini kepanjangan ya bo..

Stay tune..
Cacaw...

4 komentar:

  1. Wah dokter obgyn kita sama,bun..saya 3x lahiran di masmitra ama dr.Wawan juga,2014,2016 ama 2017..itu kamar bersalin juga sama kyk saya pas lahiran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, iya ya bun? hahahaha.. enak sama Dr. Wawan, ga neko2 beliau.. :D

      Hapus
  2. Dokter wawan orangnya bun supel g hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Supel Bun, dan ga neko2 deh. Pro Normal juga.

      Hapus